Langsung ke konten utama

Adab Bercanda Dalam Islam

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM


Adab Bercanda Dalam Islam

Islam Adalah Agam Yang Mulia, Yang Memiliki Aturan " yang Harus Ditaati setiap Pengikutnya, Berikut Adalah Adab Bercanda Menurut Islam Yang dihimpun Dari Berbagai Sumber. 

1. NIAT YANG BENAR

Bercanda juga membutuhkan niat yang benar. Ya, kita harus mempunyai niat yang benar ketika bercanda yaitu menghilangkan kejenuhan, kepenatan dan menyegarkan jiwa dengan sesuatu yang dibolehkan agama, sehingga memperoleh semangat untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat.

Bukan malah hanya karena hawa nafsu dan mengakibatkan bercanda di luar batas syariat Islam.

2. TIDAK BERLEBIHAN SAAT BERCANDA

Dalam bercanda jangan sampai melampaui batas atau bercanda terus menerus. Karena terlalu banyak bercanda akan menjatuhkan kehormatan dan kewibawaan seseorang. Contohnya, ketika jam istirahat sekolah, kalian sudah bercanda dengan teman-teman, ketika sudah masuk kelas masih melanjutkan bercandanya sehingga mengganggu teman yang lain. Hal ini tidak diperbolehkan. Karena selain mengganggu teman, kalian juga akan ditegur oleh guru-guru kalian yang akan membuat kalian menjadi merasa bersalah.

Banyak bercanda dan tertawa juga dapat mematikan hati, sehingga kita sulit menerima nasehat dari orang lain. Rasulullah bersabda, 

لَا تُكْثِرُوا الضَّحِكَ فَإِنَّ كَثْرَةَ الضَّحِكِ تُمِيتُ الْقَلْبَ


"Janganlah kalian banyak tertawa, karena sesungguhnya banyak tertawa dapat mematikan hati." (HR. Ibnu Majah 4193. Dishohihkan oleh Syaikh al-Albani dalam as-Shohihah 506)

3. JANGAN BERCANDA SAAT KEADAAN SERIUS

Jangan bergurau saat keadaan serius. Memang bercanda itu boleh, tapi jangan sampai bercanda di saat saat yang dibutuhkan keseriusan, misalnya saat belajar di kelas atau saat menghadiri majelis ilmu.

Perkara serius lainnya adalah bercanda yang menyangkut urusan agama. Dalam masalah agama termasuk bercanda yang tidak diperbolehkan. Hal ini telah dijelaskan oleh Allah dalam firmannya surat At-Taubah ayat 65-66:

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ


لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ إِنْ نَعْفُ عَنْ طَائِفَةٍ مِنْكُمْ نُعَذِّبْ طَائِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ


"Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, 'Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.' Katakanlah, 'Apakah dengan Allah. ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya kalian selalu berolok-olok?"

"Tidak usah kalian minta maaf, karena kalian kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan dari kalian (lantaran mereka bertobat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa." (Qs. at-Taubah:65-66)


Nah, makanya jika bercanda harus dibedakan mana perkara yang diperbolehkan dan mana yang dilarang. Jangan juga kita menjadikan perkara agama sebagai bahan candaan. Misalnya menjadikan nama Allah sebagai bahan gurauan dan candaan.

4. TIDAK BERBOHONG SAAT BERCANDA

Tidak diperbolehkan seseorang itu berdusta atau berbohong, baik saat bercanda atau serius. Seperti halnya di film-film TV yang menyajikan acara humor, biasanya mereka menggunakan kata kata dusta dalam bercanda hanya untuk membuat orang lain tertawa, padahal berbohong atau berdusta itu tidak boleh apapun  keadaannya.

Nabi Muhammad shalallahu alaihi wassalam bersabda,

وَيْلٌ لِلَّذِي يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ


Celakalah bagi orang yang bercerita kemudian berdusta agar membuat orang tertawa, celakalah dia, celakalah dia. (HR. Abu Dawud 4990, Tirmidzi 2315, Ahmad 5/5-6, Darimi 2/382, Hakim 1/46. Dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Ghoyatul Marom 376, al-Misykah 4838)

5. MENAKUT NAKUTI ORANG LAIN KETIKA BERCANDA

Tidak boleh menakut-nakuti seseorang ketika bercanda, misalnya menakut-nakutinya dengan topeng, berteriak dalam kegelapan atau menyembunyikan barangnya.

Rasulullah bersabda,

لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُرَوِّعَ مُسْلِمًا

Janganlah salah seorang kalian mengambil barang milik saudaranya baik bercanda maupun bersungguh-sungguh. (HR. Abu Dawud:5004, Ah-mad 5/362. Dishohihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Ghoyatul Marom 447)

Pernah sebagian sahabat tertidur, lalu datanglah seseorang dan mengambil tali, kemudian menyembunyikannya, sehingga pemilik tali pun  merasa takut. Maka Rasulullah bersabda, "Tidak halal seorang muslim membuat takut muslim lainnya." (HR. Abu Dawud)

6. JANGAN MENGHINA ORANG LAIN SAAT BERCANDA

Dalam bercanda kita dilarang menghina orang lain atau menyebutkan aibnya untuk membuat orang lain tertawa. Karena hal itu akan menyebabkan permusuhan yang bisa merusak persatuan umat Islam. Demikian juga dalam bercanda kita dilarang menuduh, mencela, atau menyifati seseorang dengan perkataan dan perbuatan yang tidak baik.

Bahkan kita juga dilarang menyebut seseorang dengan panggilan yang buruk, misalnya memanggil teman dengan sebutan, "hai kaki pincang."

Allah berfirman dalam surat al Hujurat ayat 11. Dalam firman Allah ini dijelaskan bahwa kita tidak boleh memanggil nama teman dengan ejekan meskipun hanya bercanda.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا يَسْخَرْ قَومٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ وَلا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلا تَنَابَزُوا بِالألْقَابِ بِئْسَ الاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الإيمَانِ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ


Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olok) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang dholim. (QS. al-Hujurot[49]: 11)

Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda:

الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ


Seorang muslim adalah yang kaum muslimin selamat dari gangguan lisan dan tangannya. (HR. Bukhori 10, Muslim 40)

Nah itulah adab bercanda yang terakhir, walaupun sebenarnya masih ada lagi yang lain, seperti dilarang mengghibah, menggunjing, melukai fisiknya dan lain-lain.


Muhammad Arfan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kultum: Tiga Hadiah Dari Al Qur'an

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Allah SWT berfirman: شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَ بَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِ ۚ  فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَـصُمْهُ  ۗ  وَمَنْ کَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗ  يُرِيْدُ اللّٰهُ بِکُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِکُمُ الْعُسْرَ ۖ  وَلِتُکْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُکَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰٮكُمْ وَلَعَلَّکُمْ تَشْكُرُوْنَ "Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukar...

Partai Allah vs Partai Setan

Dalam beberapa waktu terakhir ini, salah satu isu di media sosial yang cukup menyita perhatian publik adalah isu 'partai Allah vs Partai Setan'. Kedua istilah itu  tiba tiba dimunculkan oleh tokoh nasional sekaligus tokoh reformasi, Amien Rais. Pernyataan Amien Rais ini kemudian menimbulkan reaksi dari tokoh lainnya. Sebagaimana diketahui dalam bahasa Arab 'Partai Allah' disebut dengan Hizbullah. Adapun 'Partai Setan' disebut dengan Hizbusy Syaithan. Keduanya sebetulnya di gubakan oleh Al Quran. Artinya, penyebutan kedua istilah ini oleh Amin Rais bukan lah perkara baru. Hanya orabg yang tak pernah membaca Al Quran saja yang tidak mengenal nya. Lalu apa makna kedua istilah ini menurut Al Quran? Secara bahasa kata Hizb memiliki banyak arti. Al Hizb bisa bermakna Ath-thaifah (kelompok) Al Hizb juga bisa berarti wirid, jamaah min an nas (sekelompok orang), an nashib (bagian), an nubah (bencana), ash shifu min an nas (sekelompok manusia). Ibnu Al Arabi berkata, ...